koran swara kampung

Senin, 27 Mei 2013

SEJARAH BERDIRINYA PEJERUK

Kata pepatah, "Tak kenal maka tak sayang" memang sangat tepat.  Apalagi diera modern seperti saat ini, dimana sikap dan sifat mau menang sendiri atau egois mulai menjangkiti masyarakat.  Sikap acuh tak acuh pada tetangga, saudara apalagi pada orang lain sepertinya sudah menjadi bagian dari makna modern itu sendiri.

Adalah sangat disayangkan kalau masyarakat kita, yang terkenal dengan sifat ramah tamah, kebersamaan dan gotong royong ikut tergerus dengan laju modernisasi dan perkembangan zaman.  Hingga melupakan asal usul serta adat istiadat maupun jalinan sejarah mereka.

Untuk itu, tim Swara Kampung, mulai edisi bulan juni ini berusaha mencoba menggali lagi jejak-jejak sejarah leluhur atau nenek moyang Kelurahan Pejeruk.  Dengan harapan, tulisan ini bisa menjadi obat rindu dan pelipur lara bagi orang tua kami di pejeruk, dan tentunya agar anak cucu serta generasi berikutnya bisa mengetahui dan menjadikan pembelajaran dalam menyongsong masa depan.  

Dan seperti kata sebuah pepatah lain, "Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai jasa para Pahlawannya." yang berarti, orang yang melupakan sejarah adalah orang yang melupakan dasar dan pondasi hidupnya hingga mereka tidak akan pernah bisa menjadi kuat dan besar. Adakah kita akan menjadi seperti itu ? dengan melupakan sejarah ? atau menjadi besar karena menghargai jasa para leluhur kita dengan mengingatnya, untuk kemudian mengambil pelajaran daripadanya serta meneladani yang terbaik dari mereka dan mengambil hikmah dari kesalahan yang mungkin pernah tercipta.  Agar kita bisa merasakan nikmatnya rasa saling memiliki, menghormati dalam sebuah kebersamaan besar yang saat ini bernama Kelurahan Pejeruk.    

1.PERIODE PEMUSUNGAN (DESA)

Pemusungan Pejeruk disetujui dan diakui oleh Government Pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1864 atas prakarsa dan usulan salah seorang pemuka agama TGH.Muhammad Amin, Putra Sultan Saleh Bone,yang sebelumnya menyebarkan Agama Islam dipulau Sumbawa (Jereweh Sumbawa Barat), hijrah keLombok dan menetap di Pejeruk, bersama NINIK ALINAH  seorang Bangsawan Sakra Lombok Timur (Selaparang) beserta Bapak Sulaiman dari Mantang Kopang yang tinggal diPejarakan dan Bapak Ipah dari Pejanggik yang bertempat tinggal di Penan (Pejarakan Karya).

Beliau berempat merupakan tokoh sentral perjuangan untuk membebaskan Pulau Lombok (Suku Sasak) dari penguasa pada saat itu  Atas usul beliau  bersama masyarakat ditunjuklah Ninik Alinah sebagai Pemusungan  pertama Pejeruk

Asal usul nama Pejeruk, menurut H.Zaenudin (Pemusungan ke III 1929 - 1960) dan Mamiq Darmawan dari Darmaji Kopang, TGH.Mustafa Faesal (almarhum) Reverensi Martin Van Broisnessen dari Belanda dan dapat kami ketengahkan sebagai berikut :
Nama Pejeruk diambil dari kata Jeruk nipis yang dipergunakan oleh masyarakat untuk melakukan penjerukan, mengasah, membersihkan, senjata-senjata tajam dari jeruk dan secara kebetulan pada saat itu banyak warga yang ahli melakukan perawatan senjata tajam dari jeruk, maka lahirlah nama Pemusungan (Desa) Pejeruk.

Pada Periode Pemusungan, Jabatan Pemusungan Pejeruk turun temurun dari keturunan Pemusungan Pertama (Ninik Alinah 1864-1894),Pemusungan ke dua (Putra Ninik Alinah) Bapak Rukiah (1895-1928), Pemusungan ke tiga (Cucu Ninik Alinah) H.Zainudin (1929-1960), Pemusungan ke empat (Cicit Ninik Alinah) H.Zaini (1960-1961).

2. PERIODE KEPALA DESA

Dengan terbentuknya Daerah Swatantra Nusa Tenggara Barat, tanggal 17 Desember 1959, maka Desa Pejeruk menjadi salah satu Desa di Ampenan Barat, maka jabatan Kepala Desa dilakukan dengan cara pemilihan dengan urutan sebagai berikut:
Kepala Desa Pertama H.Zaini (1960-1961)
Kepala Desa Pejeruk terpilih kedua Achmad (1961-1968)
Kepala Desa Pejeruk terpilih ketiga H.Zaini (1968-1970)
Pejabat Kepala Desa Pejeruk keempat H.Naim (1970-1973)
Pejabat Kepala Desa Pejeruk kelima Ma'un (1973-1974)
Kepala Desa Pejeruk terpilih keenam H.Abdul Hamid (1974-1975)
Pejabat Kepala Desa Pejeruk ketujuh H.L. Chawit (1975-1976)
Pejabat Kepala Desa Pejeruk kedelapan Mahrup (1976-1977)
Pejabat Kepala Desa Pejeruk kesembilan H.L.Chawit (1977-1978)
Kepala Desa Pejeruk terpilih kesepuluh H.Achmad (1978-1986) Lurah Pertama Kelurahan Pejeruk

3. PERIODE KELURAHAN
Berdasarkan PP 21 tanggal 29 Agustus 1978 tentang pembentukan Kota Administratif Mataram dan Cakranegara berubahlah status Desa menjadi Kelurahan.
Pengukuhab Lurah beserta perangkatnya se Nusa Tenggara Barat dilaksanakan oleh Menteri Dalam Negeri (Amir Mahmud) pada tanggal 1 Oktober 1980 dengan Lurah Pejeruk Pertama H.Achmad (1980-1986)

Lurah Pejeruk kedua Drs.H.Khalid dilantik oleh Bupati Kdh Tingkat II Lombok Barat (1986-2000)
Lurah Pejeruk ketiga H.Saiful Mukmin. S.sos dilantik oleh Wali Kota Mataram (2000-2006)
Lurah Pejeruk keempat Syamsul Irawan.S.Stp, dilantik oleh Wali Kota Mataram (2006-2012)
Lurah Pejeruk kelima H.Abdul Wahab, SH dilantik oleh Wali Kota Mataram (2012 sampai sekarang).

Untuk diketahui bahwa Desa/Kelurahan Pejeruk sudah dua kali mengalami pemekaran wilayah antara lain:
1. Tahun 1963 bersamaan dengan pemekaran / perubahan nama Desa dayen Peken menjadi Desa Ampenan Utara, Desa Ampenan SElatan dan Desa Ampenan Tengah, maka sebagian wilayah Pejeruk bergabung ke wilayah Desa Ampenan Tengah (Lingkungan Tempit, Presak, Pintu Air dan Sukaraja Mujahidin)
2. Tahun 2007 untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat berdasarkan keputusan Wali Kota Mataram, maka kelurahan Pejeruk dimekarkan menjadi tiga Kelurahan antara lain Kelurahan Pejeruk(sebagai Kelurahan Induk), Kelurahan Pejarakan Karya dan Kelurahan Kebun Sari (Kelurahan Pemekaran)

(Demikianlah sejarah berdirinya Kelurahan Pejeruk yang kami dapatkan dari data di Kantor Lurah Pejeruk dan dari beberapa nara sumber). (Red)

Share this post
Comment With:
OR
The Choice is Yours!

Tidak ada komentar:

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© PEJERUK ONLINE
Designed by BlogThietKeCooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top