pejerukONLINE. Sebuah gerobak sederhana yang terbuat dari aluminium mojok di sebuah gang di lingkungan Pejeruk Bangket. Didalam gerobak yang ditutup dengan kaca itu, tampak beraneka macam buah tersaji dan sebuah blender.
Ibu Maul Hayati, 38 tahun yang beralamat di Gg manalagi 11 Lingk Pejeruk Bangket Kel. Pejeruk, Kec Ampenan menjual aneka juice, seperti sirsak, alpukat dan aneka buah lainnya, juga tersedia minuman seperti kopi kampung, jeruk panas, madu jahe panas. Dan tak jauh dari tempat jualan bu Maul Hayati, masih di gang yang sama. Ada Ibu Kur Aini, seorang ibu rumah tangga yang menjual nasi balap, bolu batik di rumahnya yang buka dari pagi saat jam kerja sampai siang. "tergantung mas, kalau habis, ya nutupnya cepet. Tapi biasanya sampai jam pulang kerja atau sekolah." jawab Bu Kur Aini pada pejeruk Online dan Swara Kampung. Untuk usaha rumahannya yang berupa Bolu, Bu Kur Aini mampu membuat dalam sehari 300 biji bolu. Pembeli yang datang langsung kerumahnya untuk di jual lagi kepasar banyak berasal dari luar kampungnya.
Aktifitas para ibu rumah tangga di Lingkungan Pejeruk Bangket membuat geliat ekonomi kecil di Lingkungan itu lebih terasa dibanding tempat lain. Gang tempat mangkal mereka untuk menjajakan jualannyapun terlihat semakin semarak. Selain meramaikan suasana kampung mereka, para Ibu-Ibu yang kebanyakan sering ditinggal kerja oleh suami-suami mereka untuk bekerja. Bisa mengusir kejenuhan bila mengisi hari hanya dengan berdiam diri atau sekedar mengurus urusan rumah tangga. Walau tidak ditinggal berhari-hari atau berbulan-bulan apalagi tahunan. Tetapi rasa jenuh seringkali hadir. "Daripada diam saja tanpa aktifitas, lebih baik nyambilan jualan mas." kata Bu Jamilah, 35 tahun, yang membuka usaha krupuk ubi, tempe dan udang pada pejerukONLINE dan Koran Swara Kampung.
Seiring bergulirnya waktu, usaha kecil para istri-istri di Lingkungan Pejeruk Bangket berhasil membantu penghasilan suami mereka. Bahkan ada yang mampu mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi. [Mukti]
Tidak ada komentar: