Seperti yang terjadi di Kelurahan Pejeruk, tentu juga terjadi di banyak tempat di negeri ini. Karena kurangnya Kreatifitas dan tingkat SDM yang ala kadarnya, karena faktor ekonomi yang dibawah garis "kenyamanan". Mereka tidak tahu harus bagaimana menyikapi hidup dan perkembangan zaman. Alih-alih berharap mendapatkan pekerjaan, bermimpipun sepertinya sulit, tutur Rusli (36 tahun) seorang pemuda asal pejeruk perluasan yang kini berprofesi sebagai tukang ojek.dan Sukrin juga terpaksa harus mengojek pagi hari karena penghasilannya di dinas kebersihan tidak mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Namun, sejak 3 tahun terakhir ini, geliat pemuda di Kelurahan Pejeruk sedikit terasa. Beberapa dari mereka membentuk sebuah komunitas. Komunitas yang mereka bentuk adalah Komunitas Ojek Kelurahan Pejeruk yang bermarkas di Pos Kamling Kelurahan. Hingga saat ini Komunitas Ojek ini beranggotakan 15 orang. "Penghasilannya sih sedikit bro, cuma 25 ribu perhari," ungkap Rusli, "tapi bisa juga kurang, makanya Alhamdulillah kalau bisa sampai dapat segitu." jelasnya pada pejerukONLINE dan swara kampung.
Tak terasa matahari sudah nongkrong diatas kepala, panasnya makin menyengat, tanda bahwa mereka para ojekkers segera bergerak melaksanakan tugas mereka. Karena jam pulang sekolah sudah dimulai, raungan motor merekapun memecah panas dan berlalu, menyisakan asap motor mereka di antara debu jalanan. Mengejar harapan dan mimpi akan hari depan yang lebih baik. [Weg]
Tidak ada komentar: