pejerukONLINE. Kata-kata itu kembali terucap, tapi bukan oleh sang penyair Chairil Anwar atau penyair-penyair lainnya. Tapi kata-kata dari puisi "AKU" karya legendaris sang penyair angkatan 45 itu, kali ini diucapkan oleh seorang anak yang menderita cacat dikedua bola matanya.
Napasnya sedikit memburu kala pejerukONLINE mengunjunginya dirumahnya yang sederhana di lingkungan pejeruk Bangket kelurahan Pejeruk Kota Mataram. Namanya Ahmad Syaiful Bahri putra sorang petani, "Aku ingin Hidup dan menikmatinya," katanya sedih. Diusinya yang masih remaja, Syaiful Bahri yang kelahiran tahun 1984 ini mengalami musibah saat menjual balon gas tradisional pada kedua matanya. Hingga saat ini sudah dua tahun ia tidak bisa melihat lagi.
Banyak usaha yang telah dilakukan oleh kedua orang tuanya untuk menyembuhkannya, namun karena kondisi ekonomi usaha yang dilakukan kedua orang tuanyapun terhenti. Saat ini Syaiful yang tinggal bersama ibunya setelah ditinggal mati bapaknya enggan untuk mengeluh dan berputus asa. Dengan tekad ingin membantu orang tua dan tak ingin membebani keluarga, Syaiful mengikuti pelatihan dari Dinas Sosial Kota Mataram untuk dilatih menjadi ahli pijat refleksi. "Alhamdulillah saat ini, saya bisa bertahan hidup dengan kemampuan itu."katanya, sambil memberitahukan pada pejerukONLINE tentang usaha pijat yang dilakukannya dirumahnya.
Tekad Syaiful yang begitu besar untuk bertahan hidup dengan kondisi cacat yang dialaminya, membuahkan hasil. Salah satu kreatifitasnya adalah membuat mainan anak-anak berupa miniatur gendang beleq yang dijualnya rp.10.000 sampai Rp.25.000,- . Hingga saat ini, Syaiful telah mampu membantu ibunya dan seorang adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Aku Ingin Hidup dan berarti, tidak ingin menyesali dan menjadi parasit dalam hidupku."katanya diakhir kunjungan pejerukONLINE. [MUKTI]
Tidak ada komentar: